Virus Yang Menyerang Manusia,Hewan Dan Tumbuhan Beserta Cara Penularan Dan Pencegahannya
Karya
: Deviyanti Madya Savitri
Kelas : X.1
Kelas : X.1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME,
karena dengan karunia-Nya Saya dapat menyelesaiakan karya yang berjudul “Virus yang Menyerang Manusia,Hewan dan
Tumbuhan Beserta Cara Penularan dan Pencegahannya”. Meskipun banyak hambatan yang Saya alami
dalam proses pengerjaannya, tapi Saya berhasil menyelesaikan karya ini tepat
pada waktunya.
Tentunya
ada hal-hal yang ingin Saya berikan kepada masyarakat dari hasil karya ini.
Karena itu Saya berharap semoga karya ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.
Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bekasi, September
2013
Virus
yang Menyerang Manusia,Hewan dan Tumbuhan Beserta Cara Penularan dan
Pencegahannya
MANUSIA
1. Polio
Poliomyelitis
atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Virus pembawa penyakit ini adalah sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV).
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.
Virus polio termasuk genus
enteroviorus, famili Picornavirus. Bentuknya adalah ikosahedral tanpa sampul
dengan genome RNA single stranded messenger molecule. Single RNA ini membentuk
hampir 30 persen dari virion, dan sisanya terdiri dari 4 protein besar (VP1-4)
dan satu protein kecil (Vpg). Penyebab virus polio terdiri atas tiga strain,
yaitu strain 1 (brunhilde—yang paling paralitogenik atau paling ganas), strain
2 (lanzig—yang paling jinak), strain 3 (leon). Penyakit polio terbagi atas tiga
jenis yaitu polio non-paralisis, spinal, dan bulbar.
Virus
polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide
dan larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Tetapi pada
keadaan beku, dapat bertahun-tahun masa hidupnya.
Cara Penularan:
Polio
menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses
(fekal-oral). Atau bisa juga melalui mulut dengan mulut (oral-oral).
Cara Pencegahan:
· Menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari
virus ini.
· Melakukan vaksinasi polio bagi para balita
2. Herpes Simplex
Virus herpes adalah virus DNA
yang dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit. Ditandai dengan adanya vesikel
yang berkelompok di atas kulit sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan.
Ada dua tipe virus yang sering menginfeksi, yaitu HSV-Tipe I (Herves Simplex
Virus Type 1) dan HSV-Tipe II (Herves Simplex Virus Type 2). HSV-Tipe 1
biasanya menginfeksi daerah mulut dan wajah (oral herpes), sedangkan HSV-Tipe 2
biasanya mengifeksi daerah genital dan sekitar anus.
Obat-obatan topikal sering dipakai, seperti: povidion iodine, idoksuridin
(IDU), sitosin arabinosa atau sitarabin, adenine arabinosa atau vidarabin.
Pelarut organik: Alkohol 70%, eter, timol 40%, dan klorofom. Obat-obatan
antivirus seperti Acyclovir diindikasikan dalam manajemen infeksi HSV primer
dan pada pasien dengan imunosupresif.
Cara Penularan:
· Melalui kontak fisik dengan penderita, seperti:
hubungan seksual, berciuman (bila herpes di mulut), maupun oral seks.
Cara Pencegahan:
· Selalu menjaga higienis (kebersihan/kesehatan) organ
genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur).
· Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti
pasangan.
· Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita
sudah terinfeksi PMS (Penyakit Menular Seksual).
· Mintalah jarum suntik baru tiap kali menerima
pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.
3. Virus Ebola
Ebola
(Virus Kongo) adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae,
dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola
sangat mematikan. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai
Ebola di Kongo. Virus ini mulai menular dari salah satu spesies kera di Kongo
kemudian mulai menyebar ke manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus
ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu karena saking ganasnya virus ini.
Virus ini
masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke Filipina.
Suatu ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari Kongo, ketika
mengetahui virus ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar
kemana-mana, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan
penyakit ini.
Gejala:
· Demam, sakit kepala, nyeri otot.
· Mual, muntah, sakit perut.
· Pendarahan di luar dan dalam anus.
· Timbul bercak-bercak merah pada badan, muka, dan
lengan.
· Terjadi peradangan hati, ginjal rusak, dan penurunan jumlah
trombosit secara drastis.
Cara Penularan:
· Melalui kotak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.
Cara Pencegahan:
· Menghindari bepergian ke daerah yang dilanda wabah
ebola atau daerah yang memiliki riwayat wabah ebola.
· Menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien/orang
yang terinfeksi ebola seperti darah, feses, air liur, cairan muntahan, air
kencing, bahkan keringat.
· Tidak berhubungan langsung (bersentuhan) dengan pasien
ebola.
· Bila terpaksa kontak langsung, harus menggunakan
pelindung diri (proteksi diri) seperti kaca mata, masker, pakaian khusus,
sepatu boot dan sarung tangan.
4. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Kasus
sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian besar
media masa dunia. Pada awalnya peneliti di Cina mengatakan kalau penyebabnya
adalah bakteri Chlamydia. Namun setelah itu peneliti dari Hongkong dan beberapa
peneliti dari negara lainnya menduga bahwa ada dua kemungkinan penyebabnya,
yaitu Coronavirus dan Paramyxovirus. Setelah
melalui masa yang cukup lama, akhirnya WHO mengumumkan bahwa yang menjadi
dalang SARS adalah Coronavirus.
Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter
sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan
efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100
nm.
Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya,
dan biasanya sering disebut virus RNA. Mutasi virus terjadi pada saat replikasi
dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA.
Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11 nukleotida setiap
kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu,
tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang
sudah bermutasi.
Selain menginfeksi manusia, Coronavirus juga
menginfeksi binatang seperti babi, anjing, kucing, tikus, kelinci, sapi, dan
ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini umumnya
juga menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya pada
manusia.
Berdasarkan
antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil
analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M
menunjukan bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya,
Coronavirus yang menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang
merupakan hasil dari mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS.
Cara Penularan:
· Melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita
SARS ke orang yang ada di dekatnya.
Cara Pencegahan:
· Menjaga kekebalan tubuh agar tetap tinggi dan kuat,
yaitu dengan makan makanan bergizi dan tidur yang cukup untuk mempertinggi sel
imunitas.
· Menjaga udara sekeliling bebas virus: Udara yang masuk
ke dalam air conditioner (AC) terlebih dahulu dilewatkan ke sistem yang
bertemperatur tinggi (300oC) agar semua virus dan bakteri menjadi
mati, baru dialirkan ke AC, sehingga diperoleh udara yang sesuai dengan
temperatur yang diinginkan.
· Memakai masker di dekat orang yang terkena SARS,
sebisa mungkin menjauhinya. Masker yang efektif adalah masker yang berpori-pori
lebih kecil dari 100 nm.
5. Flu Singapura (oleh Enterovirus 71)
Flu
Singapura sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal
sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit
jari, kaki, tangan, dan mulut (KTM).
Penyakit
KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus RNA yang masuk dalam
keluarga Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ) dan
Genus Enterovirus (non Polio).
Enterovirus
merupakan penyakit tangan, kaki, dan mulut, apabila diabaikan maka bisa menjadi
Radang Otak. Gejala serangan Enterovirus sangat mirip gejala flu biasa sehingga
sulit dideteksi seperti demam yang kadang disertai pusing dan lemas serta
nyeri.
Namun,
penting untuk diketahui oleh para orang tua, bahwa virus penyebab flu singapura
secara umum ada dua macam, yakni Enterovirus coxsackie A16 dan Enterovirus 71.
Jika
terinfeksi virus Enterovirus coxsackie A16, tidak perlu khawatir karena tidak
menyebabkan kematian dan dapat ditangani hanya dengan rawat jalan.
Namun,
jika pengidap terinveksi Enterovirus 71, maka harus mendapatkan perawatan lebih
intensif. Sebab, virus ini lebih berbahaya dari sebelumnya. Bahkan, jika terjadi komplikasi dapat menyebabkan
penderita meninggal dunia.
Gejala:
· Demam, batuk, pilek.
· Pegal-pegal dan mudah lelah.
· Timbul bisul kecil dan bintik-bintik merah di kulit.
Cara
Penularan:
· Melalui kontak langsung, seperti: doplet, air liur,
tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta.
· Melalui kontak tidak langsung: dari barang-barang yang
terkontaminasi oleh sekresi itu.
· Melalui hewan: lalat dan kecoak.
Cara
Pencegahan:
· Orangtua sebaiknya mencuci tangan dengan bersih dan
benar sebelum menyentuh bayi untuk menghindari bayi dari virus, dan mengajarkan
cuci tangan yang benar kepada anaknya.
· Mencuci tangan terutama setelah membersihkan hidung,
menggunakan toilet, atau mengganti popok.
· Membersihkan bagian tangan dan kaki terutama bagian
yang sering menjadi sarang kuman.
6. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
AIDS
adalah kumpulan kelainan tubuh yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan
tubuh. Lemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas ini disebabkan oleh
serangan HIV (Human Immunodeficiency Virus) terhadap sel-sel pembentuk
kekebalan, yaitu sel darah putih.
Virus HIV
pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Amerika Serikat, Michale S. Gottlieb
dan Frederick P. Siegel (1979). Pada mulanya, HIV dapat diisolasikan dan
dibiakkan di dalam sel darah putih penderita. Di dalam sel darah putih
tersebut, setelah dua sampai tiga minggu, HIV dapat menghasilkan virus baru.
Cara Penularan:
· Melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke
pasangannya.
· Melalui transfusi darah.
· Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih
dalam kandungan.
Cara Pencegahan:
· Hindari sentuhan langsung terutama dengan darah,
sperma, air liur, air seni, air mata, ataupun cairan lain dari tubuh penderita
AIDS.
· Wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan diri
dari penderita AIDS, karena berbahaya bagi dirinya dan bayinya.
· Hindari pemakaian alat, pakaian, dan benda-benda lain
yang digunakan oleh orang yang menderita AIDS atau yang berisiko tinggi
terhadap virus AIDS.
7. Demam Berdarah
Demam
berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga
tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe
(hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh
nyamuk Aedes aegypti.
Gejala:
· Munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya
tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah
terang.
· Sakit perut, rasa mual, trombositopenia,
hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada
otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang
mempunyai tingkat kematian tinggi.
· Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang
yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4
bentuk berikut ini :
1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala
apapun.
2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama
4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik
atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3) Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD)
gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung
(epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
4) Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD
ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Cara Penularan:
· Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu
digigit/menghisap darah orang yang sakit DBD, atau melalui orang yang tidak
sakit DBD tapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki
kekebalan terhadap virus Dengue.)
· Melalui orang yang mengandung virus Dengue tapi
tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain
di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypty.
· Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut
menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air
liur nyamuk.
Cara Pencegahan:
· Menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam
berdarah.
· Menguras bak mandi setiap seminggu sekali.
· Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang
perkembangan jentik-jentik nyamuk.
· Menutup wadah yang dapat menampung air.
· Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan
bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup.
· Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk
dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air.
· Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila
penderita mengalami demam atau panas tinggi.
8. Campak
Penyakit
Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi
virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan
infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum
vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika
seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap
penyakit ini.
Gejala:
· Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler (
Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah (
conjuctivitis )
· 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut
bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal
muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula
(ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol).
Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di
leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
· Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit,
ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu
tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera
menghilang.
· Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang
dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai
pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Cara Penularan:
· Melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal dari
cairan hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat
bersin, bantuk, dan bernapas.
Cara Pencegahan:
· Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi.
· Hindari penderita, karena campak dapat ditularkan
melalui saluran pernapasan. Virus campak yang berasal dari cairan hidung
dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk,
dan bernapas.
9. Cacar Air
Cacar air
(varisela, chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular, yang
menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun
menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Penyebabnya
adalah virus Varicella zoster. Virus ini ditularkan melalui
percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh
cairan dari lepuhan kulit.
Penderita
bisa menularkan penyakitnya, mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita
diisolasi (diasingkan).
Jika
seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan
tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di
dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes
zoster.
Gejala:
· Demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
· Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri
sendi, sakit kepala dan pusing.
· Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit
yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau
punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
· Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting
berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri
atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka
akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas
dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini
lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi.
· Lain halnya jika lenting cacar air tersebut
dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering
lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka
garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas
yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas
cacar air akan lebih sulit menghilang.
Cara Penularan:
· Sentuhan
· Droplet : bila penderita cacar air batuk / pilek /
bicara ia mengeluarkan semacam liur tapi dalam ukuran super kecil. Droplet ini
masuk ke tubuh orang sehat, terus tinggal di situ 7 - 10 hari.
· Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak
berkembang, atau berkembang tp dengan pertumbuhan tertekan, sehingga pada
beberapa orang, ia tidak merasa pernah kena cacar air padahal dia sebenarnya
sudah kena tapi nggak pernah muncul ke kulit.
· Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus
menyebar dan muncul ke permukaan & jadilah cacar air.
Cara Pencegahan:
· Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih
dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang
tidak mempunyai kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
· Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi
cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita
gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau
immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak
yang berusia 12-18 bulan.
10. Gondong
Gondong
(Mumps, Parotitis epidemika) adalah penyakit menular, disebabkan oleh
virus (Myxovirus parotitidis), berlangsung cepat (akut) yang
ditandai dengan pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar di bawah telinga
(parotis).
Gejala:
· Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami
gejala: demam, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang
bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit
membuka mulut).
· Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah
telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar
kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
· Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari
kemudian berangsur mengempis.
· Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah
rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil
balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran
melalui aliran darah.
Cara Penularan:
· Kontak langsung
· Percikan ludah (droplet)
· Muntahan
· Air seni (kencing)
Cara Pencegahan:
· Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi MMR
(Mumps, Morbili, Rubela) yang diberikan melalui injeksi pada usia 15
bulan. Imunisasi MMR tidak menimbulkan panas dan efek lainnya. Imunisasi dapat
juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita Gondong.
HEWAN
1. Newcastle Disease (NCD)
Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau
Tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan
Paramyxovirus. Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak
selalu (pleomorf) dengan diameter 100 – 300 nm. Genome virus ND ini adalah
suatu rantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat pernapasan,
susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan
cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik
(mewabah) dan sangat patogen.
Virus NCD
dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan
keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan
atau musin peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga
penyakit mudah masuk.
Gejala:
· Ayam
pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar
suara mencicit seperti ayam tercekik.
· Nafsu
makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah
jadi encer dan hijau.
· Ayam
menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau selalu
memutar-mutar kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung
juga kelumpuhan.
· Pial dan balung berwarna
kebiruan.
Cara Penularan:
· Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam
lainnya.
· Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja,
atau alat yang tercemar virus tersebut.
· Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan
menyebabkan adanya feses yang tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini,
penularan virus NCD dapat terjadi melalui oral akhibat ingesti feses yang
mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui pakan atau
minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel feses yang
telah mengering.
Cara Pencegahan:
· Vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang
dianjurkan yaitu:
1) Umur ayam antara Umur ayam antara 4-7 hari, vaksinasi
dengan vaksin aktif melalui tetes mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau
kanan juga dilakukan vaksinasi inaktif yang disuntikan pada kulit leher dengan
menggunakan Spuit atau spet dengan dosis 0,2-0,25 CC pada waktu yang sama.
2) Umur ayam antara 18 hari - 21 hari dilakukan
vaksinasi (revaksinasi) dengan vaksin aktif galur lasota / Clone melalui
tetes mata atau air minum.
3) Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya
dapat dilakukan pada umur ayam tiga bulan atau empat bulan atau setiap
akan memasuki bulan peralihan.
· Memelihara ayam dalam kandang terbatas serta menjaga
kebersihan ayam, jangan memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin
dan dipastikan tidak membawa penyakit.
2. Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut
yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus;
famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam serotipe 1,
serotipe 2 (Lagos bat virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus),
dan serotype 4 (Duvenge rhabdovirus).
Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah
panas dan manusia. Bersifat zoonosis yaitu dapat menular pada manusia lewat
gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka yang terkena air liur hewan
penderita rabies Hewan yang terinfeksi dapat berubah menjadi lebih agresif/ ganas
dan dapat menyerang manusia.. Rabies sangat berbahaya,
bila ditemukan gejala klinis dan penanganannya tidak benar biasanya diikuti
kematian, baik pada hewan maupun manusia.
Gejala pada hewan:
· Suka bersembunyi di tempat yang
gelap dan sejuk.
· Terjadi kelumpuhan tubuh, hewan
tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan
dan air liur menetes berlebihan.
· Kejang berlangsung singkat dan
kadang sering tidak terlihat.
· Tidak ada keinginan menyerang
atau mengigit. Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.
Gejala pada manusia:
· Timbul gejala-gejala lesu, nafsu
makan hilang, mual, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak bisa tidur.
· Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan
serta menjadi gugup, bicara tidak karuan, dan selalu ingin bergerak
· Rasa takut pada air yang berlebihan, peka suara keras
dan cahaya serta udara.
· Air liur dan air mata keluar
berlebihan, pupil mata membesar.
· Kejang-kejang lalu mengalami
kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya
penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama
timbul.
Cara Penularan:
· Melalui air liur yang mengandung
virus rabies.
Cara Pencegahan:
· Memelihara anjing dan hewan lainnya dengan baik dan
benar. Jika tidak dipelihara dengan baik dapat diserahkan ke Dinas Peternakan
atau para pecinta hewan.
· Mendaftarkan anjing ke Kantor Kelurahan/Desa atau
Petugas Dinas Peternakan setempat.
· Pada hewan virus rabies dapat ditangkal dengan
vaksinasi secara rutin 1-2 kali setahun tergantung vaksin yang digunakan, ke
Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau Dokter Hewan Praktek.
· Semua anjing/kucing yang potensial terkena, divaksin
setelah umur 12 minggu, lau 12 bulan setelahnya, dilanjutkan dengan tiap 3
tahun dengan vaksin untuk 3 tahun, untuk kucing harus vaksin inaktif.
· Penangkapan/eliminasi anjing, kucing, dan hewan lain yang berkeliaran di
tempat umum dan dianggap membahayakan manusia.
· Pengamanan dan pelaporan terhadap kasus gigitan
anjing, kucing, dan hewan yang dicurigai menderita rabies.
· Penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit rabies.
· Menempatkan hewan didalam
kandang, memperhatikan serta menjaga kebersihan dan kesehatan hewan.
· Setiap hewan yang beresiko rabies
harus diikat/dikandangkan dan tidak membiarkan anjing bebas berkeliaran.
· Menggunakan rantai pada leher anjing dengan panjang
tidak lebih dari 2 meter bila tdak dikandang atau saat diajak keluar halaman
rumah.
· Tidak menyentuh atau memberi
makan hewan yang ditemui di jalan
· Daerah yang sudah bebas rabies, haeus mencegah
masuknya anjing, kucing atau hewan sejenisnya dari daerah yang tertular rabies.
· Pada area terkontaminasi dilakukan desinfeksi
menggunakan 1:32 larutan (4 ounces per gallon) dari pemutih pakaian untuk
menginaktifkan virus dengan cepat.
3. Papillomatosis (Kutil pada Sapi)
Penyakit
kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus yang dikenal
dengan Bovine Papillomavirus (BPV). Bovine Papilloma
Virus (BPV) dikenal ada 6 strain yang masing-masing menyebabkan lesi
pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah
hidung, putting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3
pada kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan vesika
urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting.
Ada 4
bentuk dari pertumbuhan kutil
· Tag shaped
· Pedunculated (stalked)
· Sessile (squat)
· flat
Papillomatosis
sebenarnya bukanlah penyakit yang mematikan, seperti antrax atau SE tetapi
lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan keindahan. Penyakit kutil biasanya
akan hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama. Kutil pada sapi bisa
ditemukan diseluruh tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah pada daerah
moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki dan puting.
Cara Penularan:
· Kontak langsung.
· Gigitan lalat (serangga).
· Menular dari puting ke puting atau dari sapi ke sapi
melewati tangan pemerah atau melalui mesin perah.
Cara Pencegahan:
· Hindari pemerahan yang mengakibatkan trauma pada
puting yang sakit juga bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini.
· Menjaga kebersihan selama proses pemerahan.
· Pemerah yang menggunakan sarung tangan dan desinfektan
celup putting yang baik dari golongan Chlorhexidine bisa digunakan untuk
mengendalikan penyebaran penyakit ini.
TUMBUHAN
1. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)
Disebut
juga “greening” kini namanya secara internasional telah dibakukan
menjadi “Huang Lung Bin” atau kira-kira berarti penyakit yang
menyebabkan daun berwarna kuning. Penyakit ini disebabkan oleh suatu bakteri
perusak jaringan phloem yang tidak dapat dikulturkan disebut Liberobacter
asiaticum dan berbeda dengan yang berkembang di benua Afrika
yaitu Liberobacter africanum.
Gejala:
· Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai
berkembang pada daun bagian ujung yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun
muda atau tunas.
· Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai
berkembang pada daun bagian ujung yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun
muda atau tunas.
· Kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat
ke atas, daun menjadi lebih kecil dan ditemukan gejala khas CVPD yaitu
blotching, mottle, belang-belang kuning berpola tidak teratur pada helai daun
yang agak berbeda dengan gejala defisiensi hara Zn, Mn, Fe atau Mg.
Cara Penularan:
· Penularan penyakit CVPD dilakukan oleh serangga
vektor Diaphorina citri dari satu tanaman ke tanaman lain
setelah melalui:
1) periode makan akuisisi yaitu waktu yang diperlukan
vektor untuk makan pada tanaman sakit sampai mendapatkan patogen,
2) periode makan inokulasi yaitu waktu yang diperlukan
vektor untuk makan pada tanaman sehat sampai dapat menularkan patogen dan,
3) periode retensi yaitu selang waktu vektor masih dapat
menularkan patogen. Selanjutnya ditambahkan ketepatan vektor menusukkan
stiletnya pada bagian tanaman sakit dan proporsi vektor yang infektif
mempengaruhi laju penularan penyakit CVPD.
Cara Pencegahan:
· Melarang peredaran bibit yang tidak jelas asal
usulnya.
· Melarang memasukkan bibit jeruk dari daerah serangan
endemis ke daerah lain.
· Membersihkan dan sanitasi kebun terhadap inang lain
dan membongkar tanaman sakit serta memusnahkannya.
· Menggunakan insektisida untuk mengendalikan vektornya.
2. Mosaik pada Tembakau
Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak
kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV
adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala
mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali
ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik
dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang
sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada
daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi
super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan
oleh Wendell M. Stanley (1935)
dari Institut Rockefeller AS.
Gejala:
· Agak tergantung pada tanaman inang dan dapat termasuk
mosaik.
· Bintik-bintik, nekrosis,
pengerdilan, daun keriting, dan menguning dari jaringan tanaman.
Cara Penularan:
· Melalui tangan pekerja yang telah
terkontaminasi oleh cairan tembakau yang telah kena penyakit Mosaik.
Cara Pencegahan:
· Tidak merokok sambil menangani
tanaman, karena cerutu, rokok, dan tembakau pipa bisa terinfeksi virus Mosaik
tembakau.
· Melakukan sanitasi.
· Memotong tanaman yang terinfeksi
agar tidak menyebar.
· Mensterilkan alat dan bahan yang
digunakan untuk memotong.
3. Penyakit Tungro
Tungro
disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice
Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice
Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak
memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara
bersama-sama.
Gejala:
· Tanaman padi menjadi kerdil, daun berwarna kuning
sampai kuning jingga disertai bercak-bercak berwarna coklat.
· Perubahan warna meluas mulai dari ujung ke bagian
pangkal.
· Terjadi penurunan jumlah malai per rumpun.
Cara
Penularan:
· Ditularkan melalui wereng hijau. Nephotettix
virescens merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu
diwaspadai keberadaannya.
Cara
Pencegahan:
· Menanam varietas tahan, artinya mampu mempertahankan
diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau.
· Memusnahkan tanaman yang sudah
terserang agar tidak menyebar luas.
· Menggunakan insektisida sistemik butiran (carbofuran).
· Tidak membuat persemaian di sekitar lampu untuk
menghindari berkumpulnya wereng hijau di persemaian